Please enable JS

RENDAHNYA KONSUMSI PROTEIN HEWANI SEBAGAI FAKTOR RISIKO KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI KOTA SAMARINDA

MODUL DETAILS

AUTHORS:
Nurul Afiah,

KATEGORI :
Artikel Kesehatan

Download

Abstrak 

Indonesia masih dihadapkan pada masalah stunting yang cukup serius sebagai Negara ke-5 dengan jumlah balita terbanyak yang mengalami stunting, Kalimantan Timur menjadi salah satu provinsi yang memiliki proporsi balita stunting cukup tinggi yaitu 26,7%. Balita merupakan masa penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak dimana asupan gizi melalui makanan pada periode ini dapat menentukan pertumbuhan serta perkembangannya di masa depan, semakin sedikit konsumsi zat gizi pada balita maka semakin tinggi risiko balita mengalami stunting. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui risiko kejadian stunting pada balita berdasarkan konsumsi protein hewani, sayur dan buah. Jenis Penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain case control, jumlah total sampel pada penelitian ini adalah 96 balita 32 balita stunting sebagai kelompok kasus dan 64 balita sebagai kelompok kontrol (1:2) yang diperoleh melalui screening pada wilayah kerja Puskesmas Juanda Kota Samarinda. Hasil penelitian menunjukkan konsumsi protein hewani dalam sepekan bersifat protektif terhadap kejadian stunting (p=0,023, OR = 9,000). Selain itu, balita yang tidak menghabiskan makanannya setiap kali makan, berpeluang tiga kali lebih besar mengalami stunting (p=0,02, OR=2,882) dan berpeluang sepuluh kali lebih tinggi jika dalam rumah tangga menyediakan sayur kurang dari tiga kali dalam sepekan (p=0,001, OR=10,333). Diperlukan penelitian yang lebih lanjut untuk melihat risiko kejadian stunting dari pola konsumsi balita secara keseluruhan. 

Kata kunci: stunting, protein hewani, sayur, buah